Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) menandatangani perjanjian kajian bersama (joint study agreement/JSA) “Feasibility Study on Carbon Capture, Transportation and Storage” dengan POSCO International di sela kegiatan Indonesia International Sustainability Forum (IISF) 2024 di Jakarta Convention Center.
Ruang lingkup JSA meliputi studi yang dilakukan POSCO Internasional untuk mengidentifikasi lokasi penyimpanan CO2 di wilayah kerja lepas pantai ONWJ pada area saline aquifer, atau lapisan yang mengandung air garam, dengan potensi perluasan ke area reservoir yang sudah tidak berproduksi. Wilayah kerja PHE ONWJ terpilih sebagai lokasi kajian untuk penyimpanan karbon karena faktor kedekatan jarak dengan wilayah POSCO International di Cilegon.
Dalam JSA, yang berlaku dua tahun ini, dipaparkan rencana studi transportasi CO2 menggunakan berbagai metode dari sumber emisi CO2 ke lokasi penyimpanan CO2, studi teknologi penangkapan karbon yang sesuai, serta studi kebutuhan infrastruktur pendukung lainnya.
Selain PHE ONWJ, penandatangan JSA ini juga dilakukan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE), PT Pertamina International Shipping (PIS), PT Perusahaan Gas Negara, Tbk. (PGN), dan PT Pertamina Power Indonesia (PPI).
“Penandatanganan JSA ini diharapkan dapat memperkuat upaya Pertamina (Persero) dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dan pencapaian target emisi nol bersih (net zero emission) Pemerintah Indonesia,” jelas General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama.
Mengutip laporan organisasi PBB, Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) tahun 2021, saat ini bumi mengalami suhu terpanas dalam sejarah. Kondisi ini telah menyebabkan sejumlah wilayah di bumi mengalami penurunan kualitas daya dukung kehidupan yang berdampak buruk terhadap keseimbangan ekologis. Untuk itu diperlukan upaya global bersama untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi.
Sebagai langkah nyata, PT Pertamina (Persero) secara konsisten menerapkan strategi pertumbuhan ganda dalam memperkuat operasi dan bisnisnya. Di satu sisi, Pertamina mengemban tugas utama yakni mendukung ketahanan energi nasional guna mendukung perkembangan ekonomi negeri. Sementara itu, seiring amanah tersebut, Perseroan juga bertanggung jawab untuk mengembangkan sektor energi baru dan terbarukan beremisi karbon rendah demi keberlanjutan.
Pertamina Cari Harta Karun Migas di Jawa Tengah, Segini Potensinya
Pertamina Subholding Upstream Regional Jawa dan PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI) melakukan kunjungan lapangan ke lokasi pengeboran sumur eksplorasi Rotan Cinta (RCI)-001 di Desa Kubangsari, di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes.
Program MWT diselenggarakan secara rutin oleh pimpinan Perusahaan untuk memastikan kegiatan operasi berjalan dengan lancar sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang telah ditetapkan, serta membuka kesempatan interaksi dua arah antara manajemen dan pekerja yang menjadi garda terdepan.
Aspek prioritas lainnya juga menjadi fokus utama dalam MWT adalah memastikan penerapan kebijakan dan program Health, Safety, Security & Environment (HSSE) dan meningkatkan internalisasi budaya HSSE di setiap kegiatan kerja di lapangan.
Sumur eksplorasi RCI-001 merupakan sebuah sumur wildcat, yaitu sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan keberadaan minyak dan gas di lokasi yang masih baru. Hasil pemboran Sumur RCI-001 ini diharapkan dapat mengonfirmasi sumber daya hidrokarbon dengan target reservoir berupa batu pasir formasi halang (pliocene sandstone) dan membuka potensi baru (play opener) pengembangan migas darat di Provinsi Jawa Tengah.
“Kami berharap sumur eksplorasi Rotan Cinta bisa membuktikan potensi sumber daya migas terambil hingga 17,58 juta barel minyak (MMBO) dan 14.,11 miliar kaki kubik gas,” kata Direktur Regional Jawa Wisnu Hindadari dikutip Selasa (10/9/2024).
Dalam lawatan ini, Wisnu menyampaikan bahwa pengeboran sumur RCI-001 merupakan proyek penting untuk masa depan migas nasional dan berperan sebagai awal dari pengambilan data seismik 3D ataupun kegiatan eksplorasi lainnya di Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil studi potensi hidrokarbon di wilayah Brebes terbilang cukup tinggi. Selain itu, tercatat juga pengamatan banyaknya rembesan minyak di permukaan.
Merunut jejak sejarah pengelolaan, evaluasi potensi keberadaan migas di area Rotan Cinta ini teridentifikasi melalui hasil survei seismik 2D tahun 1974, 1999 dan 2012. Selain itu, dilakukan juga integrasi evaluasi geologi dan geofisika sejak 1996 sampai 2023.
Pada kesempatan MWT kali ini, Wisnu menekankan kembali pentingnya mengedepankan aspek HSSE sebagai kunci keberhasilan kegiatan operasi dalam mendukung pencapaian target produksi migas secara berkelanjutan.
Tembus Rekor, Realisasi Tajak Pengeboran Sumur Migas Capai 107 di Agustus 2024
Sebelumnya, realisasi tajak pengeboran bulanan mencapai 107 tajak sumur di Agustus 2024. ini merupakan rekor pertama kalinya sejak 2014. Realisasi tajak pengeboran ini terdiri atas 101 sumur pengembangan dan 6 sumur eksplorasi.
Capaian tajak pengboran sumur minyak dan gas ini (migas) mengalami kenaikan sebesar 21,5% persen di banding bulan Juli 2024.
Kepala Divisi Pengeboran dan Sumuran SKK Migas, Surya Widyantoro mengatakan capaian tajak pengeboran ini tidak luput dari hasil sinergi SKK Migas dengan seluruh KKKS serta stakeholders.
Menurut Surya, untuk realisasi sumur pengembangan sebanyak 101 sumur mayoritas disumbang dari PT Pertamina Hulu Rokan sebanyak 54 sumur; PT Pertamina EP sebanyak 16 sumur; PT Pertamina Hulu Mahakam dan PT Pertamina Hulu Sanga Sanga dengan masing-masing jumlah tajak sebanyak 7 sumur.
“Kamis akan terus mendorong KKKS untuk melakukan pengeboran agar dapat menemukan cadangan migas yang baru, sehingga target produksi migas nasional bisa tercapai, “ Kata Surya, Kamis, 5 September 2024.
Dengan pengebocaran yang terus meningkat di tahun 2024, Secara kumulatif pengeboran sumur pengembangan hingga 31 Agustus 2024 mencapai 545 sumur, dengan estimasi total nilai investasi yang mengacu pada field estimate cost sumur yang ditajak dan selesai dikerjakan hingga saat ini mencapai 1.27 Miliar dollar.